Tulisan ini adalah catatan
nonfiksi. Autobiografi pertama dalam kertas maya ini. semuanya terkesan baru
saja lahir. aku merasa seperti baru saja menghadirkan ribuan huruf dan bermacam
kata ke dalam dunia ini. kemudian disini, aku menganggap dunia adalah batu atau
kayu bahan memahat. aku melihat kayu dan batu itu tepat dihadapanku. aku belum
mengerti apa yang akan ku buat dengan kayu dan batu ini. aku hanya terus
memandang dan memandang, seolah kayu dan batu ini akan menjadi sesuatu yang
bukan kayu dan batu lagi. bentuknya cukup sederhana. bahkan tak layak disebut
sebagai "sederhana lagi". benda ini memang tak layak disebut sebagai
"sederhana" karena ia kurang dari itu. lebih sederhana dari
sederhana. aku berpaling dari hadapan keduanya dan aku melanjutkan kembali
sesuatu yang disebut-sebut sebagai hidup.
di dunia yang menampung dunia
ini, terjadi banyak sekali hal-hal aneh seperti ; burung terbang, ikan bernapas
didalam air, angin yang terasa namun tidak terlihat, pegunungan yang tinggi,
hewan bergerombol, dan hey! manusia lahir dari dalam manusia. bagaimana
bisa? bukankah tubuh manusia hanya terdiri dari organ-organ? bagaimana bisa
manusia hadir didalam manusia? dan hal teraneh didalam dunia itu adalah kehidupan
dan kematian.
bagi yang melihat, kehidupanku
di dalam dunia yang menampung dunia ini terasa begitu sederhana sehingga yang
terjadi hanya beberapa pekerjaan yang mengalami pengulangan saja ; makan,
mandi, tidur, buang air, kuliah di universitas, dan beberapa yang lain. tapi
sebenarnya tak sesederhana itu didalam kepala ini.
aku terlahir dari keluarga yang
sederhana. ibuku awalnya bekerja sebagai sekertaris ayahku yang memilih bekerja
sebagai seorang kontraktor. akan tetapi itu tidak berlangsung begitu lama,
setelah kematian ayahku. ibuku memulai kembali karirnya sendiri sebagai seorang
ibu rumah tangga yang harus menafkahi kedua anaknya.
sejak duduk di sekolah dasar,
aku belajar banyak dari guruku bahwa begitulah seorang ibu. akan tetapi aku saat
itu hanya seorang anak dan individu yang tak peduli apapun kejadian diluar
diriku. dunia ku adalah duniaku, dan setiap orang punya dunianya sendiri.
setidaknya begitu.
ibu meninggalkan kami untuk
menjumpai kami pada saat ia kembali dengan keadaan yang berbeda ; postur tubuh,
daya fikir, kehidupan spiritual, sosial, dan prestasi-prestasi baru. beliau
mendedikasikan tenaga dan waktunya untuk bekerja sebagai TKI di Malaysia guna
menghidupi dua orang anak yang ditinggalnya sementara bersama nenek ku.
To be continue...