Tuesday 3 February 2015

Catatan Maya

Tulisan ini adalah catatan nonfiksi. Autobiografi pertama dalam kertas maya ini. semuanya terkesan baru saja lahir. aku merasa seperti baru saja menghadirkan ribuan huruf dan bermacam kata ke dalam dunia ini. kemudian disini, aku menganggap dunia adalah batu atau kayu bahan memahat. aku melihat kayu dan batu itu tepat dihadapanku. aku belum mengerti apa yang akan ku buat dengan kayu dan batu ini. aku hanya terus memandang dan memandang, seolah kayu dan batu ini akan menjadi sesuatu yang bukan kayu dan batu lagi. bentuknya cukup sederhana. bahkan tak layak disebut sebagai "sederhana lagi". benda ini memang tak layak disebut sebagai "sederhana" karena ia kurang dari itu.  lebih sederhana dari sederhana. aku berpaling dari hadapan keduanya dan aku melanjutkan kembali sesuatu yang disebut-sebut sebagai hidup.
di dunia yang menampung dunia ini, terjadi banyak sekali hal-hal aneh seperti ; burung terbang, ikan bernapas didalam air, angin yang terasa namun tidak terlihat, pegunungan yang tinggi, hewan bergerombol, dan hey!  manusia lahir dari dalam manusia. bagaimana bisa? bukankah tubuh manusia hanya terdiri dari organ-organ? bagaimana bisa manusia hadir didalam manusia? dan hal teraneh didalam dunia itu adalah kehidupan dan kematian.
bagi yang melihat, kehidupanku di dalam dunia yang menampung dunia ini terasa begitu sederhana sehingga yang terjadi hanya beberapa pekerjaan yang mengalami pengulangan saja ; makan, mandi, tidur, buang air, kuliah di universitas, dan beberapa yang lain. tapi sebenarnya tak sesederhana itu didalam kepala ini.
aku terlahir dari keluarga yang sederhana. ibuku awalnya bekerja sebagai sekertaris ayahku yang memilih bekerja sebagai seorang kontraktor. akan tetapi itu tidak berlangsung begitu lama, setelah kematian ayahku. ibuku memulai kembali karirnya sendiri sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus menafkahi kedua anaknya.
sejak duduk di sekolah dasar, aku belajar banyak dari guruku bahwa begitulah seorang ibu. akan tetapi aku saat itu hanya seorang anak dan individu yang tak peduli apapun kejadian diluar diriku. dunia ku adalah duniaku, dan setiap orang punya dunianya sendiri. setidaknya begitu.
ibu meninggalkan kami untuk menjumpai kami pada saat ia kembali dengan keadaan yang berbeda ; postur tubuh, daya fikir, kehidupan spiritual, sosial, dan prestasi-prestasi baru. beliau mendedikasikan tenaga dan waktunya untuk bekerja sebagai TKI di Malaysia guna menghidupi dua orang anak yang ditinggalnya sementara bersama nenek ku.

To be continue...