Wednesday 23 July 2014

Sang Perajut : kepada Alm. H. Amirsyah Siregar (Papa Fredie Arsi)



Oleh : Nuriza Auliatami

Selamat malam untuk kau yang sedang tenang bersama Tuhan, Pa. 
Aku ingin kabarkan, Baru saja, kami melakoni hal yang kau cintai.
Musikalisasi puisi.

Pa, tak sempat aku lihat wajahmu.

Kendatipun, cinta yang kau tinggalkan sudah lebih dari cukup bagiku.

Sebab dengan cintamu, Pa

Kagum merasuki jiwa pepasir dipantai ; tak tau jumlahnya berapa.

Aduh, Pa-

Telat aku. Seharusnya kabar ini ku sampaikan 20 Juli lalu.

Saat dunia bersuka menyambut sang perajut. 
Adalah hati-hati pecinta yang kau rajut dengan cinta, pula.

Pa, tiga ramadhan sudah.

Kau dipangkuan Tuhan.

Tanpamu,

Aku seperti memuja malam tanpa bintang, sekarang!

Dan aku, tak lebih dari aku yang aku.

tapi, apalagi yang lidah hendak silatkan?

Cinta Tuhan kepadamu selalu lebih sejengkal---dari kami.


Kualasimpang, Aceh Tamiang, 23 Juli 2014.

Surat Untuk Tuhan

Oleh : Nuriza Auliatami

Hei, Tuhan!
rumah-rumah ibadah dijadikan mereka sebagai rumah untuk-Mu bukan?
ku tengok, ia roboh satu-satu.
apakah Kau akan jadi gelandangan, kemudian...?
ya sudah,
begini saja.
kita sepakati, Kau merumahlah di Hatiku.
karena, Untukmu, ini masih cukup lapang.
Maha Lapang, Bahkan.



# Pelabuhan Merak, 20 Juli 2014.